• Manusia Paling Cerdas Menurut Rasulullah


    ikramussalamonline.blogspot.com - Penyakit hati yang paling banyak diderita oleh manusia ialah cinta akan hal tentang duniawi dan lupa akan hal tentang akhirat. pemicunya tidak lain karena ketergantungan kita sebagai manusia terhadap dunia, dan kita terdorong untuk mengumpulkan dan memiliki apa apa yang berkaitan dengan dunia.

    Abu Bakar Al-Razi, filosof Muslim yang terkenal dengan bukunya Al-Tibb Al-Ruhani, mencatat bahwa di antara hal yang membuat jiwa melantur dan mendorongnya kepada berbagai pertarungan yang merugikan dan syahwat yang tercela adalah panjang angan-angan dan lupa akan kematian.    

    Umar ibn Khattab, khalifah kedua setelah Abu Bakar al-Shidiq, pernah berkata: 

    أتيتُ النَّبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم عاشرَ عشرةٍ , فقال رجلٌ من الأنصارِ : من أكيَسُ النَّاسِ وأكرمُ النَّاسِ يا رسولَ اللهِ ؟ فقال : أكثرُهم ذِكرًا للموتِ وأشدُّهم استعدادًا له أولئك هم الأكياسُ ذهبوا بشرفِ الدُّنيا وكرامةِ الآخرةِ .

    ''Bersama sepuluh orang, aku menemui Nabi SAW lalu salah seorang di antara kami bertanya, 'Siapa orang paling cerdas dan mulia wahai Rasulullah?' Nabi menjawab, 'Orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling siap menghadapinya, mereka itulah orang yang cerdas, mereka pergi dengan membawa kemuliaan dunia dan kehormatan akhirat'.'' (hadits riwayat Ibnu Majah).

    Mengejar dunia tak lepas dari peran syetan yang selalu membisiki kita, syetan membisiki kita akan gemerlap dunia, syetan selalu berbisik jika kita tak punya dunia bagaimana kita menghadapi kehidupan kita saat kita lemah nanti, sehingga hal itulah yang memicu kita untuk mengejar dunia dan lupaakan kematian. Mengejar dunia adalah hal bodoh yang sering kita lakukan, dan kita lupa berpikir bahwa ketika kita mengejar dunia, dunia akan semakin menjahui kita, begitu pula sebaliknya ketika kita menjahui dunia maka dunia akan datang menghampiri kita. 

    Umar bin Abdul Aziz dikenal sebagai khalifah kelima setelah Al-Khulafa al-Rasyidun karena keadilan dan kesalehannya. Khalifah yang dikenang karena jasanya mengumpulkan hadits Nabi ini gemar sekali mengumpulkan para ahli fiqih pada masa pemerintahannya, untuk bersama-sama menyucikan jiwa (tazkiyatun nafs).

    Cara yang biasa digunakan sang khalifah adalah dengan mengajak para peserta pengajian mengingat mati (dzikru al-maut) dan mengingat-ingat hari kiamat (dzikru yaum al-qiyamah).

    Setelah saling berestrospeksi diri, mereka kemudian menangis, seolah-olah di hadapan mereka ada jenazah terbaring kaku siap menghadiri pengadilan Allah SWT.

    ''Umar bin Abdul Aziz menangis setelah mendengar nasihat seorang ulama tentang kematian,'' demikian sebuah riwayat menuturkan. Karena kecenderungannya ini, Umar sangat dihormati dan ditaati

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Powered By Blogger

Kunjungan Perwakilan Mahasiswi PKL UIN jember ke Masjid Ikramussalam

Cari Blog Ini

Popular Posts